5 min to read

Menghafal Quran di Tengah Kesibukan

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Al Fathir: 29-30)

Zaman dulu menghafal Al-Quran merupakan sebuah hal yang tabu, tapi saat ini menghafal Al-Quran seolah menjadi tren tersendiri di tengah masyarakat. Salah satunya diantara para mahasiswa. Di sela-sela kesibukan mahasiswa untuk memenuhi kewajiban belajar di kampus, maupun mengikuti organisasi, banyak mahasiswa yang juga menghafal Al-Quran. Baik yang sudah khatam atau pun baru memulainya.

Salah satunya Dini Hanifa atau yang kerap dipanggil Dinhan. Ia seorang mahasiswi kelahiran tahun 1994 yang telah mengantongi gelar sarjana terapan dari program studi Keuangan Perbankan Syariah (Politeknik Negeri Jakarta). Ia juga menyandang status mahasiswa tingkat akhir program studi Psikologi (Universitas Indonesia). Di tengah kesibukannya berkuliah di 2 Universitas Negeri secara bersamaan, dan juga aktif di kegiatan keorganisasian, Dinhan merupakan sosok yang penuh semangat, haus ilmu dan sangat mencintai Al-Quran.

Prestasi-prestasi yang pernah diraihnya selama masa perkuliahan terhitung dari tahun 2012, yaitu Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (2012), peraih medali emas KOREAN CIGIF (2013), finalis Mahasiswa Berprestasi Nasional (2014), Mahasiswa Berprestasi Utama PNJ (2014), Juara 1 Lomba Teknologi Tepat Guna DKI Jakarta, Pemuda Pelopor Jakarta Selatan Bidang Pangan (2015), Persentator dalam Konferensi Internasional Manajemen Halal di Malaysia (2015), dan Mahasantri Terbaik Puteri di Indonesia Quran Foundation (2016).

Selain itu, ada beberapa kegiatan luar kampus yang diikutinya. Contohnya adalah sebagai Ketua Scientist Club Jakarta selatan (2012-2014), menjadi Relawan di Yayasan Tedco Peduli (2013-2014), Trainer for Woman Empowerment for Healthy Food (2014), Trainer on Small Industry Recycling (2014-2016), Internship di Badan Amil Zakat Nasional, menulis penelitian mengenai Zakat Productive di Al-Azhar Peduli, dan menjabat sebagai President  of Group Specialitation Intelectia In Academos (2016).

Di tengah kegiatan-kegiatan perkuliahan yang padat, kegiatan di luar kampus, dan semangatnya untuk mencetak prestasi, tidak membuatnya mengatakan “Aduh, aku belum sempet baca Quran, aku sibuk.” Tapi kesibukan-kesibukan tersebut malah semakin menambah kecintaannya terhadap Al-Quran. Bukan hanya membacanya, ia pun mulai memantapkan hati untuk menghafalkan Al-Quran dan mendapatkan gelar Hafidzah.

Dinhan sudah menghafal Al-Quran dimulai dari hafalan surat-surat pendek ketika Sekolah Dasar. Lalu muncul kembali rasa ingin menghafal ketika lulus dari SMA. Ia mulai serius dan fokus kembali untuk menghafal 30 juz ketika dirinya diterima di salah satu pesantren mahasiswa di daerah Depok. Namanya Indonesia Quran Foundation. Ketika itu ia berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir di Politeknik Negeri Jakarta dan mahasiswa tingkat dua di Universitas Indonesia.

Dalam menghafal Al-Quran, bukan hanya menghafal saja, tapi kita juga harus memperhatikan bacaan kita. Dari tajwid dan tahsin nya pun harus diperhatikan. Dinhan sendiri sudah ditanamkan untuk membaca Al-Quran dengan baik dan benar dimulai dari usia sekolah dasar. Lalu terus diulang-ulang disertai murotal-murotal. Ini tidak dimaksudkan untuk melagu-lagukan, namun untuk tetap membiasakan membaca Al-Quran dengan tajwid yang benar.

Ketika di berasrama, tanggung jawabnya pun bertambah, yaitu harus mengikuti program hafalan Al-Quran yang telah ditentukan. Dengan Ziyadah yang harus disetorkan pada pagi hari, dan Murojaah hafalan yang harus disetorkan pada malam hari. Dalam berasrama pun Dinhan menjadi sosok yang disegani oleh teman temannya. Walaupun sibuk luar biasa, Dinhan tetap bisa menjaga komitmennya untuk menghafal Al-Quran dan memenuhi target-target yang telah dibuat. Setelah menyelesaikan program satu tahun dengan target hafal 5 juz Al-Quran, Dinhan keluar sebagai Mahasantri Terbaik Putri IQF karena telah mengikuti program dengan baik dan capaian hafalan diatas target pada tahun 2016.

Lulus dari pesantren mahasiswa dan terlepas dari aturan yang ketat untuk menyetorkan hafalan setiap hari, bukan berarti membuat dirinya menjadi sosok yang pernah menghafal Quran. Ia melanjutkan statusnya sebagai mahasiswa penghafal Quran di rumah dengan target-target yang tentunya berbeda ketika berasrama. Perbandingannya, dulu kegiatannyasudah terprogram. Tetapi ketika di rumah, ada kewajiban lain yang harus dijalankan, yaitu membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Dinhan pun harus mengeluarkan energi lebih dan mencari cara bagaimana dirinya bisa tetap menghafal dan melakukan murojaah hafalan Quran yang telah didapat tanpa mengabaikan kewajibannya sebagai seorang anak.

Kecintaannya terhadap Quran memang luar biasa. Di tengah keterbatasan waktu yang dimiliki, Dinhan pun akhirnya mengambil waktu pagi-pagi sebelum subuh untuk ziyadah, dan di sela-sela waktu kosong ketika perkuliahan untuk mengulang-mengulang hafalannya. Untuk saat ini Dinhan sendiri memiliki target yang menjadi prioritasnya, yaitu mengulang-ulang satu surat dalam satu bulan agar dirinya terbiasa, hafal, dan faham mengenai surat tersebut. Ini dilakukan secara berkala dan terus menerus, serta dalam proses menyelesaikan hafalan 30 juznya, Aamiin, InsyaAllah.

Ketika teman temannya banyak yang bertanya “Din kok kamu bisa sih?” “Din, kamu cara bagi waktunya gimana?” “Din, kok bisa tetep bersama Quran pas lagi sibuk gini?” ada satu ayat yang selalu menjadi pengingatnya yaitu surat Thaha ayat 2 yang berbunyi :

“ Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah”

Ini berarti bahwa kita bersama sama Al-Quran bukan hanya ketika ada waktu luang. Tetapi kita yang harus meluangkan waktu untuk Al-Quran. Sesibuk apapun, ketika kita bisa meluangkan waktu untuk Al-Quran kita tidak akan merugi, InsyaAllah.

Ditulis oleh Siti Nurjanah untuk Learn Quran.