Kelanjutan dari Tips Menghafal Qur’an Bagian Pertama.
Ketika menghafal
Tiap insan berbeda. Aku, kau, jua ia masing-masing memiliki cara. Ada yang memiliki tipe belajar audio, visual maupun kinestetik. Tips berikut bisa disesuaikan sesuai karakter individu masing-masing.
- Mengulang ayat
Ulanglah setiap ayat sebanyak minimal 20 kali dengan kondisi mata terbuka melihat mushaf, tidak boleh tidak. Proses tersebut merupakan perekaman secara visual yang dilakukan oleh kedua mata. Lakukanlah dengan suara yang lantang dan konsisten, lantaran telinga pun ikut melakukan proses perekaman tersebut. Jangan lupa untuk tetap fokus saat membaca dengan membayangkan makna maupun rangkaian cerita yang disampaikan kalamullah.
Ketika satu ayat sudah dihafal, maka hafalkan ayat berikut dengan metode yang sama. Ketika ayat satu dan dua sudah hafal maka gabungkanlah dan ulangi ayat. Begitupun seterusnya.
Jumlah pengulangan masing-masing orang pun sejatinya berbeda-beda, semakin banyak mengulang menyebabkan semakin banyak waktu yang kita gunakan bersama Qur’an. Artinya, Qur’an sedang ingin kita terus membersamainya. Berbahagialah!
- Bagi menjadi beberapa bagian
Dalam satu halaman Qur’an yang umum digunakan terdapat 15 baris. Bagilah ayat-ayat tersebut menjadi empat bagian untuk memudahkan kita dalam mengulang-ulang ayat. Setelah keempat bagian dihafalkan, maka gabunglah hafalan dari awal hingga akhir baris.
- Menulis ayat
Pernahkah kalian mendengar pernyataan ulama bahwa, satu kali menulis hafalan sama dengan mengulang hafalan sejumlah sepuluh kali? Metode ini patut untuk dicoba. Sebab dalam proses menulis terdapat proses transfer tulisan yang begitu detail dan mendalam.
- Gunakan mushaf per kata
Jika belum memiliki mushaf per kata, maka tak perlu ragu untuk merogoh sedikit kocek untuk membeli Qur’an baru. Ini namanya investasi akhirat. Cukup sekali seumur hidup karena ia takkan habis termakan zaman. Pun harganya tak semahal koleksi novel-novel kita yang terpajang di lemari.
- Jangan berganti mushaf
Jika sudah menetapkan untuk menghafal, gunakanlah mushaf yang sama hingga hafalan tuntas disetorkan. Banyak perbedaan terkait peletakan kata per kata pada beberapa mushaf. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa perlu konsisten dalam memakai mushaf. Dikhawatirkan perekaman visual otak terganggu karena posisi yang berubah-ubah.
- Memahami Makna
Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup manusia. Takkan ada petunjuk jika maksud dan maknanya pun belum sanggup kita terima. Hafalkanlah dengan memahami makna yang ingin Allah sampaikan agar lebih melekat dan senantiasa mudah diingat. Jadikan ayat-ayat yang kita hafal tak hanya menjadi lantunan-lantunan yang sekedar menggerakan bibir, namun jua menggetarkan hati.
- Berilah waktu khusus
Sediakan waktu khusus setiap hari, misal pukul 05.00-06.00 secara persisten. Salah satu waktu yang paling dianjurkan untuk menghafal adalah saat subuh, waktu yang diberkahi. Pikiran pun masih segar, belum ada beban yang menerpa di hari itu hingga menghafal pun terasa lebih mudah.
“Ya Allah, berkatilah umatku di pagi hari.” (H.R. Abu Dawud, al- Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ber-qur’an di waktu pagi juga dapat memberi energi positif yang berdampak baik terhadap aktivitas kita sehari penuh.
- Mendengarkan Muratal Berulang
Kini banyak sekali aplikasi pengulangan ayat Qur’an yang membantu para hamilul Qur’an untuk menambah hafalannya. Beberapa diantaranya Al Quran Indonesia dan Ayat-Al Quran. Suara syaikh yang beragam dengan jumlah pengulangan yang bisa diatur, akan memudahkan otak merekam rangkaian kata maupun irama yang terlantun.
- Temukan lokasi dan posisi favoritmu
Kriteria tempat nyaman setiap orang berbeda-beda. Carilah spot menghafal yang membuat jiwa semakin syahdu ketika membaca pesan cinta-Nya . Ada tipe penyendiri yang hobi memenuhi sudut ruang, ada pula yang cenderung mendamba area terbuka. Hindari posisi tubuh yang menyebabkan cepat lelah bahkan mengundang kantuk! Jika kantuk menyerang, bersegeralah untuk wudhu atau terapkan posisi berdiri dalam menghafal.
- Jangan putus asa, ikhtiarlah tanpa batas
Bagi sebagian orang, menghafal memerlukan perjuangan khusus yang membuatnya terseok-seok. Berjam-jam menghafal hanya mendapat sedikit bagian. Ibarat dihadapkan pada jalan mendaki setelah puluhan jam berlari; lelah seakan ingin berserah. Namun percayalah, ia hanya sejumput rayuan syaithan yang sejatinya lemah lagi harus dilawan. Yakin akan janji Allah dalam QS Al-Qamar : 17, kan? Segalanya mungkin dengan izin Allah ☺
Pasca menghafal
- Miliki Lingkungan Mendukung
Allah telah menjanjikan Qur’an mudah untuk dihafal dan dipelajari. Tentu harus didukung dengan ikhtiar-ikhtiar yang maksimal dari setiap diri. Salah satunya mencari lingkungan yang memiliki visi yang sama; menghafal Qur’an. Metode ini merupakan salah satu yang cukup ampuh untuk menjaga konsistensi kita dalam menghafal. Ada kenikmatan ber-Qur’an yang terasa jauh berbeda ketika dilakukan dengan bersama-sama. Selain itu, kebersamaan dengan para calon keluarga Allah juga akan menumbuhkan semangat ber- fastabiqul khairat.
- Muraja’ah (Mengulang Hafalan)
Percaya ataupun tidak, menambah hafalan itu jauh lebih mudah dibandingkan menjaganya. Ada kobaran semangat yang besar ketika hafalan kita bertambah dan bertambah. Jika sudah pernah menghafal, maka jagalah hafalan tersebut dengan senantiasa mengulangnya.
Cara muraja’ah yang ideal adalah jumlah hafalan dibagi 7 hari. Misal, hafalan yang dimiliki adalah 7 juz, maka ulanglah hafalan tersebut satu juz tiap harinya agar semua terputar dalam satu pekan.
- Tasmi’ (Memperdengarkan Hafalan)
Memperdengarkan hafalan kepada orang lain adalah sarana penjagaan hafalan agar tetap akurat sesuai dengan yang Allah turunkan. Selain itu, tasmi’ menjadikan hafalan yang kita miliki semakin lancar.
- Ulangi saat Tahajjud
Tahajjud adalah ladang bagi para penghafal Qur’an. Hafalan-hafalan yang telah disetorkan kepada musyrif/ah, alangkah indahnya jika kemudian disetorkan dihadapan Allah melalui shalat malam; saat sunyi dimana orang-orang lelap tertidur. Kekhusyukan terasa begitu maksimal di waktu emas ini. Takkan ada yang mengingatkan, tak ada yang mengoreksi hafalan yang salah saat shalat. Otak pun dengan sendirinya akan memaksa bekerja lebih keras mengingat hafalan ketika ada yang terlupa. Inilah kekuatannya.
Waktu yang panjang pada dini hari ini membuat diri lebih fokus untuk memuraja’ah hafalan tanpa distraksi dari lingkungan sekitar.
- Jaga diri dari maksiat
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,
“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”
Maksiat itu bagaikan scenes horror yang akan menghantui pikiran terus menerus, lalu memecah konsentrasi dan akhirnya mengacaukan hafalan.
Maksiat itu bagaikan lemak yang ada di saluran pembuluh darah. Makin banyak dan menumpuk, maka semakin menyumbat dan menghambat!
Intinya, maksiat membuat kita jauh dan malas dekat-dekat dengan Qur’an. Menyedihkan, bukan?
Metode menghafal sangatlah banyak dan beragam. Tak perlu semua langkah harus diterapkan jika ingin menghafal Qur’an. Sebab, tujuan yang serupa tak mesti dilalui dengan jalur yang sama bukan? Masing-masing bisa disesuaikan tergantung bagaimana individunya.
Menjadi hafidz-hafidzah bukanlah tentang seberapa banyak ayat yang mampu kita hafal, namun seberapa banyak waktu yang mampu kita luangkan bersama Qur’an. Tanamkan dalam jiwa, bahwa menghafal itu bukan untuk khatam, melainkan untuk tetap setia membersamai Qur’an hingga ajal datang menjelang.
Selamat bermesraan dengan Qur’an, duhai para calon keluarga Allah. ☺
Ditulis oleh Defani Herbiana Arima untuk Learn Quran